Selasa, 22 November 2011

ARSITEKTUR VERNAKULAR (Indonesia)

Apa itu arsitektur vernakular? Sejenis makanan? Bukan!


Kata vernakular berasal dari bahasa latin, vernaculus, yang berarti asli (native). Maka vernakular arsitektur diartikan sebagai arsitektur asli yang dibangun oleh masyarakat setempat.

Paul Oliver dalam bukunya Ensiklopedia Arsitektur Vernakular menjabarkan bahwa arsitektur vernakular konteks dengan lingkungan sumber daya setempat yang dibangun oleh suatu masyarakat dengan menggunakan teknologi sederhana untuk memenuhi kebutuhan karakteristik yang mengakomodasi nilai ekonomi dan tatanan budaya dari masyarakat tersebut.

Apa yang menarik dari arsitektur vernakular ini? Hmmm...Banyak...Dari arsitektur vernakular ini, kita bisa banyak belajar dari orang-orang terdahulu, yang sudah hidup jauh sebelum kita, bagaimana caranya menghadapi kondisi alam di Indonesia. Tau ga? (Mudah-mudahan tau...) Ternyata orang-orang yang hidup jauh sebelum kita, sangat cerdas, mereka belajar dari pengalaman, bagaimana membuat sebuah bangunan yang bisa beradaptasi dengan lingkungannya, khususnya Indonesia. Nah, kenapa kita harus belajar jauh-jauh ke Eropa (perlu juga sih...sekedar menambah wawasan), sementara arsitektur yang sudah ada di Indonesia adalah jawaban bagaimana seharusnya arsitektur di Indonesia dibuat.

Beberapa hal yang kita pelajari di bangku sekolah, yang katanya hasil pemikiran arsitek-arsitek dunia, ternyata sudah dipelajari oleh nenek moyang kita sendiri. Perlu bukti? Sekali lagi saya katakan, NENEK MOYANG KITA CUKUP CERDAS! (Selain seorang pelaut tentunya..) Kita berpikir bagaimana membuat bangunan yang tahan gempa, ternyata nenek moyang kita sudah memikirkan itu. Pondasi bangunan yang tidak ditanam di dalam tanah, dan sistem sambungan yang fleksibel adalah salah satu cara mengatasi gempa. Sedangkan pada rumah Nias, ditambahkan sistem konstruksi dengan balok menyilang berbentuk V dan X untuk penahan gempa.


Gambar 1 Arsitektur Vernakular Nias, dengan sistem konstruksi V

Hal lain yang membuat mata saya terbuka lebar-lebar adalah, penggunaan atap miring, mengangkat bangunan dari tanah, dan banyak lagi, adalah jawaban bagaimana seharusnya arsitektur di Indonesia didesain.

Nah dari sini muncul pertanyaan, haruskah kita tinggal di dalam rumah yang berbentuk seperti rumah nenek moyang kita? Tidak! Tapi kita bisa mengambil beberapa prinsip dari arsitektur vernakular yang ada di Indonesia, untuk diterjemahkan pada bangunan yang ada di Indonesia.

Kesimpulan
  •  Perkembangan arsitektur vernakuler dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti: kondisi alam, tatanan sosial, sistem becocok tanam, dan kosmologi
  •   Dari keberagaman yang tercipta terdapat beberapa kesamaan dari bangunan vernakuler di Indonesia, yaitu:         

a. tipe rumah panggung


Gambar 2 Tipe Rumah Panggung Arsitektur Vernakular Indonesia

b. tiang bangunan mempunyai alas batu
Gambar 3 Penggunaan Pondasi Umpak Pada Arsitektur Vernakular Indonesia

c. lantai bangunan didukung oleh tiang dan balok kayu yang saling mengikat
Gambar 4 Tiang dan Balok Kayu yang Saling Mengikat

d. pemanjangan bubungan atap sering dengan sopi-sopi mencondong keluar
Gambar 5 Pemanjangan Bubungan Atap dengan Sopi-Sopi Mencondong Keluar

e. memiliki ornamen pada dinding penutup atap yang menyimbolkan status sosial kekuasaan dan karakteristik budaya

f. menggunakan bahan bangunan yang berada di dekat perkampungan, dan menggunakan konstruksi sederhana.
Gambar 6 Penggunaan Material dan Konstruksi Sederhana yang Terdapat di Sekitar Perkampungan
  • Anatomi bangunan vernakular di Indonesia sebagian besar menggunakan prinsip kepala, badan, dan kaki, atau atas, tengah dan bawah.
Gambar 7 Anatomi Bangunan Vernakular
  • Sebagian besar rumah vernakuler di Indonesia dihasilkan dari pengalaman, pemikiran, dan kosmologi
Fakhri Aulia,
RAFT origin


Sabtu, 19 November 2011

Mau DIbawa Kemana Kotaku?


Pagi ini sambil ngopi, pikiran sedikit melayang jauh gambaran kotaku di masa depan. Terbersit sebuah lagu dari sebuah band (Armada) yang judulnya sedikit saya melencengkan (maaf) "Mau dibawa kemana kotaku?". Lamunan yang tadinya jauh menerawang tentang sebuah kota yang berisikan pedestrian way yang besar, didampingi pohon-pohon rindang, dan ramai orang yang berjalan di pedestrian way tersebut, dan disekelilingnya terdapat bangunan-bangunan yang berkarakter kuat...sekarang lamunan tersebut berubah menjadi mimpi buruk setelah saya tersadar pada kenyataannya "si ruko" yang ternyata menyelimuti hampir 90% bangunan di kota ini. Lokasi bandara kota Medan yang sekarang (Bandara Polonia akan dipindah ke Kuala Namu) yang terbayang saya akan menjadi CBDnya Medan, akan ditumbuhi oleh bangunan-bangunan ruko. Kalau sudah begini nama yang cocok bukan lagi CBD (Central Business District) tapi justru menjadi CRD (Central Ruko District). Apakah kota Medan emang ditargetkan menjadi kota wisata RUKO? Sebegitu menyedihkan kotaku nantinya...Bayangan tentang kota yang nyaman, hampir punah. Gambaran surga sebuah kota menjadi neraka.

Tidakkah kau sadar wahai penguasa kota...
Kota inilah tempat kita tinggal...
Tidakkah kau sadar kawan...
Gambaran sebuah kota adalah gambaran penguasanya...
Tidakkah kau sadar kawan...
Sejauh mata memandang, cuma ruko yang bisa kau temukan...
Tidakkah kau ingin kawan...
Sebuah kota yang asri dan nyaman...
Tidakkah kau ingin kawan...
Berjalan di pagi hari di sebuah pedestrian way yang nyaman...
Tidakkah kau ingin kawan...
Ruko-ruko berganti wajah menjadi sebuah bangunan yang lebih berkarakter...
TIdakkah kau ingin kawan...

Semoga kedepannya kota Medan tidak dibangun berdasarkan MONEY ORIENTED DEVELOPMENT...:'(
Mari kita bertanya,"Mau dibawa kemana kotaku???"



Fakhri Aulia,
RAFT origin

Rabu, 16 November 2011

Mimpi Tentang Kotaku
25 Maret 2011
(Tulisan ringan kedua ditemani secangkir kopi)

Aku menenggak secangkir kopi, sambil duduk di depan teras sebuah café. Café tersebut berada di pinggir jalan utama, dan bangunannya mundur 5 meter dari jalan. Aku menatap orang yang lalu lalang, ada yang berpasangan, ada yang berkeluarga, bahkan ada yang jalan sendiri melewati jalur pedestrian. Dalam hati kecilku, kubertanya,”dimanakah ini?”. “Di kota Medan?”

Jika aku bercerita ku duduk di dalam mall atau plaza, sambil minum kopi dan melihat orang lalu lalang, mungkin itu hal yang biasa di kota Medan. Tapi dimana di kota Medan bisa ditemui jalur pedestrian yang bagus, yang ditumbuhi pohon rindang dan bisa berjalan tanpa terhalangi pohon besar atau bahkan papan iklan. Whats??? Papan iklan???? Itu jalan tuk manusia atau untuk papan iklan ya???

Aku adalah orang yang sampai sekarang masih percaya kalo orang yang tinggal di kota ku ini bukan orang-orang yang malas untuk berjalan cuma dengan jarak 15 menit?? Daripada harus bermacet-macet di jalan dengan jarak yang sama dengan waktu tempuh 1 jam. Tapi sayangnya di kota ku ini, tidak bisa dijumpai, pedestrian yang nyaman, dalam artian memiliki pohon peneduh, jalan yang cukup lebar untuk pejalan kaki, dan memiliki display sepanjang jalan.

Aku pernah bermimpi daerah Kesawan di kota ku ini bisa dijadikan daerah yang seperti itu, bahkan sampai ke jalan Putri Hijau. Tapi kenyataannya itu semua tinggal mimpi. Jalur pedestrian yang kuimpikan hanya tinggal mimpi. Mimpi tuk menenggak secangkir kopi dipinggir jalan sambil mengamati orang lalu lalang pun hanya tinggal mimpi. Apa yang salah? Mari merenung bersama….

Fakhri Aulia,
RAFT origin


Ruko Itu Merusak Wajah Kotaku
Medan, 24 Maret 2011
(Tulisan ringan sambil minum kopi)

Bulan Maret ini aku pulang ke kota ku (Medan), setelah menjalani dua tahun di kota orang. Sedikitku terhenyak melihat pemandangan di kota ku, yang katanya salah satu kota terbesar di Indonesia. Wajahnya cukup berbanding terbalik dengan kota tempat ku tinggal sebelumnya (Bandung). Wajah kota ku terselubungi oleh ruko, yang hampir di setiap pinggir jalan menghiasi kota Medan.

Apa yang menyebabkan ruko dipilih sebagai wajah di kota ku ini? Apakah kota ku ini bangga terkenal dengan kota ruko? Padahal kota Medan ini mempunyai potensi untuk menjadi kota dengan wajah lain, contohnya saja kawasan kesawan dengan arsitektur Kolonialnya. Salah siapa sehingga kota ini berwajah ruko? Ada baiknya tidak saling menyalahkan, tapi mari memulainya dengan menata kota ini, sehingga kota ini memiliki wajah yang bisa dikenang karena keindahan kotanya, bukan karena kota rukonya.

Apakah salah membangun ruko? Tidak menurutku. Hanya saja, kenapa harus di jalan utama kota Medan? Dimana wajah kota Medan bisa tergambar disana. Hal ini bisa ditangani dengan kerjasama pemerintah, arsitek, urban planner, dan masyarakat. Dengan kesadaran masing-masing pihak, saya harapkan kedepannya kota ku ini memiliki wajah yang bisa dikenang keindahannya oleh semua yang pernah berkunjung ke Medan.
Bersambung....

Fakhri Aulia
RAFT origin
RUMAH BAPAK DANU
Pekan Baru
Jenis Proyek: Desain Arsitektur


Keinginan bapak Danu dan keluarga untuk memiliki sebuah rumah yang homy dengan gaya Country, tapi tetap dengan sentuhan modern, kami siasati dengan memaksimalkan garis vertikal dan horizontal. Rumah ini berorientasi ke arah Utara dan Selatan untuk menghindari panas matahari yang langsung masuk ke dalam ruangan, karena suhu di Pekan Baru yang cukup panas. Pada sisi barat dan timur bukaan diminimalkan. Pada sisi belakang rumah dibuat teras yang besar untuk area berkumpul keluarga, dan bisa digunakan sebagai tempat untuk bersantai sore dan pagi hari.

 Gambar 1 Perspektif Eksterior 1

 Gambar 2 Perspektif Eksterior 2

 Gambar 3 Perspektif Eksterior 3
Gambar 4 Perspektif Eksterior 4
RUMAH BAPAK ERFAN
Karya Kasih, Medan
Jenis Proyek: Rancang Bangun Arsitektur


Keinginan bapak Erfan untuk merenovasi rumah dengan meminimalisir pembongkaran, oleh karena itu, rumah ini didesain dengan menaikkan bangunan pada beberapa titik, dan memanfaatkan lahan yang ada semaksimal mungkin, dab berusaha tetap mempertahankan ruang terbuka hijau yang ada. 


Untuk menjaga sirkulasi udara yang sudah baik sebelumnya, pada bagian belakang rumah didesain semi terbuka, dan untuk mengurangi panas, didesain sebuah kolam pada bagian belakang rumah.


 Gambar 1 Perspektif Eksterior 1

 Gambar 2 Ruang Makan 1

 Gambar 3 Ruang Makan 2



 Gambar 4 Perspektif Eksterior 2

Gambar 5 Perspektif Eksterior 3
RUMAH IBU NANSEE
Bandung
Jenis Proyek: Desain Arsitektur

Kondisi tanah pada site  rumah ibu Nansee cukup unik. Kontur tanah pada bagian belakang site menurun sekitar 1-2 meter. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi kami. Dari hasil wawancara dengan pemilik rumah, ada beberapa hal yang bisa kami ambil dari kebiasaan si pemilik rumah. Si pemilik rumah (suami) merupakan orang yang sibuk, sedangkan ibu Nansee sendiri bekerja sebagai ibu rumah tangga, yang menghabiskan waktunya di dapur. Beliau ingin anaknya selalu dapat dalam pengawasan, karena masi kecil (balita). Ibu Nansee ingin mempunyai taman pada bagian belakang rumahnya. Dan satu lagi yang penting, lingkungan rumah disekitarnya adalah rumah sederhana 1 lantai.


Dari beberapa hal tersebut kami mulai mengembangkan desain, dan hasilnya, whoala!!!! Kami menghasilkan sebuah desain yang kami sebut "rumah dua wajah" :) Kenapa begitu? Karena pada bagian depan rumah ini terlihat seperti rumah 1 lantai yang kecil, sementara ketika dilihat dari belakang, rumah ini ternyata memiliki 2 lantai. Lantai dasar yang sejajar dengan jalan merupakan fungsi ruang tamu, kamar tidur utama, kamar anak, dan ruang keluarga. Sedangkan pada lantai bawah, merupakan dapur, kamar mandi, dan kamar tidur.  Sementara untuk kegiatan ibu Nansee yang sering di dapur bisa dilaksanakan sambil mengawasi anak bermain di taman belakang.

 Gambar 1 Aksono Lantai Dasar

 Gambar 2 Aksono Lantai Bawah

 Gambar 3 Perspektif Eksterior Depan

Gambar 4 Perspektif Eksterior Belakang
HARGA HOPENG
S. Parman, Medan
Jenis Proyek: Rancang Bangun Interior


Desain interior Harga Hopeng ini didominasi oleh warna merah, putih, dan gradasi cokelat. Hal ini ditujukan agar ruangan berkesan bersih, dan hangat. Desain perabot juga didesain sesimple mungkin sehingga tidak memberi kesan sempit pada ruangan.

 Gambar 1 Interior 1

 Gambar 2 Interior 2

 Gambar 3 Interior 3

Gambar 4 Lemari di bawah tangga
LOCOSINDO
Plaza Medan Fair, Medan
Jenis Proyek: Rancang Bangun Interior


Desain interior ini didominasi warna merah. Penggunaan warna merah yang dominan ini sendiri disesuaikan dengan warna dari logo Locosindo. Perletakkan perabot disesuaikan dengan kebutuhan si pemilik yang menginginkan ruangan yang kecil bisa dimaksimalkan. Kami membagi ruangan ini ke dalam 4 zona. Zona Display, Zona Informasi, Zona Manager, dan Zona Istirahat.

Zona display terletak pada sisi kiri ruangan, sedangkan zona informasi terletak pada sisi kanan, sedangkan manager pada sisi belakang kiri ruangan, sementara untuk gudang dan zona istirahat pada sisi kanan belakang.


 Gambar 1 Perspektif Interior 1

Gambar 2 Perspektif Interior 2
KANTOR DPRD AMBON
Ambon
Jenis Proyek: Desain Arsitektur dan Interior
Kerjasama dengan: Roy Samuelson, ST. MT. dan Eriko Mawanto, ST. MT.


Desain kantor ini didesain layaknya kantor pemerintahan yang terkesan kaku, tegas, dan berwibawa, sehingga didominasi warna putih. Hanya saja untuk menyeimbangkan kekakuan tersebut digunakan warna lembut seperti gradasi cokelat, dan merah marun.


 Gambar 1 Perspektif Eksterior Mushalla

 Gambar 2 Interior Mesjid

 Gambar 3 Interior Kantor Karyawan

 Gambar 4 Interior Ruang Pimpinan

 Gambar 5 Interior Ruang Rapat

Gambar 6 Interior Ruang Sidang
KLINIK AVIATI
Jalan Jamin Ginting, Medan
Jenis Proyek: Rancang Bangun Arsitektur


Proyek ini berawal dari keinginan si pemilik untuk merenovasi klinik, dan keinginan untuk membuat suatu desain yang bisa menjadi identitas bagi klinik tersebut. Dari keinginan si pemilik tersebut kami berusaha mencari konsep yang tepat, agar keinginan si pemilik dapat tercapai. Lalu muncullah sebuah konsep "Name as identity" bagaimana merepresentasikan nama sebuah klinik pada bangunan tersebut, sehingga orang lebih mudah mengenal bangunan tersebut, bahkan dari jauh sekalipun.

Awalnya kami mencoba menterjemahkan konsep tersebut tidak secara harfiah, tapi dengan menggunakan huruf braille yang diterjemahkan ke dalam desain fasade.


Gambar 1 Konsep Awal

Dan ide tersebut ditolak oleh pemilik, dan lebih memilih alternatif kedua yang kami ajukan, yaitu dengan menuangkan nama aviati secara harfiah pada desain fasade.

 Gambar 1 Perspektif eksterior 1

Gambar 2 Perspektif Eksterior 2

Gambar 3 Photo 
RUMAH BAPAK MAHMUD
Jalan Suka Teguh, Medan
Jenis Proyek: RAncang Bangun Arsitektur dan Interior


Keinginan si pemilik rumah untuk merenovasi rumah yang baru saja dibeli, dikarenakan kondisi eksisting rumah yang tidak memiliki aliran udara dan cahaya yang kurang baik. Bahkan ada sebuah kamar yang berada di sudut rumah yang tidak mendapat cahaya sama sekali dari luar.


Untuk mensiasati kondisi tersebut kami mendesain sebuah taman terbuka serta mushalla pada bagian belakang rumah. Hal ini dimaksudkan agar kamar yang di sudut bisa mendapat cahaya dan udara dari luar. Ruang tamu pada bagian depan rumah dibuat lebih kecil, dan digunakan hanya untuk menerima tamu, sementara untuk tamu keluarga diterima pada bagian belakang rumah yang berupa ruang keluarga yang cukup besar.


Keinginan pemilik rumah untuk dapat duduk bersantai pada tempat yang lebih tinggi di depan rumah disiasati dengan memanfaatkan atap carport sebagai tempat untuk duduk-duduk.


 Gambar 1 Denah Lantai Dasar

Gambar 2 Perspektif Eksterior
KLINIK DRG RUMONDANG
Jalan Pelita IV, Medan
Jenis Proyek: Desain Arsitektur dan Interior


Kondisi eksisting adalah sebuah rumah yang sudah memiliki ruang klinik. Keinginan si pemilik untuk memperbesar kliniknya, dan kondisi site yang sempit menjadi tantangan tersendiri bagi kami. Bagaimana cahaya dan udara dapat mengalir dengan baik, pada kondisi site  sekarang.


Untuk mensiasati kondisi tersebut, pada ruang tunggu kami desain dengan konsep semi terbuka, dengan menggunakan susunan kayu-kayu (ukuran kayu dibuat beragam sehingga terkesan alami) sebagai pengganti dinding, sehingga cahaya dan udara masih tetap dapat mengalir ke dalam ruangan. Dan untuk atap carport kami memilih atap yang semi transparan agar cahaya tetap bisa masuk, sehingga ruang tamu di dalam rumah juga tidak gelap.


 Gambar 1 Perspektif Eksterior

Gambar 2 Interior Ruang Tunggu
RUMAH BAPAK ARDI
Medan
Jenis Proyek: Desain Arsitektur dan Interior


Dalam mensiasati site yang memanjang, rumah ini didesain dengan konsep bentuk massa yang tipis, sehingga cahaya dan sirkulasi udara dapat mengalir dengan baik. Area belakang rumah yang merupakan tempat berkumpul keluarga dibatasi oleh dinding tinggu untuk menjaga privasi pemilik rumah ketika melakukan kegiatan keluarga di taman belakang, sehingga area ini bisa dimanfaatkan secara maksimal bagi pemilik rumah. Bangunan yang tipis membuat cahaya dapat menjangkau sampai ke sisi dalam bangunan, sehingga bisa meminimalkan penggunaan cahaya buatan pada siang hari. Begitu juga dengan penggunaan bukaan yang besar, sehingga dapat meminimalisir suhu yang panas di dalam ruangan.


 Gambar 1 Perspektif Eksterior

Gambar 2 Interior Pantry, Ruang Makan dan Ruang Keluarga
RUMAH IBU EKA
Komplek Perumahan Menteng, Medan
Jenis Proyek: Desain Arsitektur dan Interior


Proyek ini berangkat dari keinginan si pemilik rumah untuk merenovasi rumah, karena keinginan untuk menambah kamar dan beberapa ruang bagi anaknya. Rumah yang berada di komplek perumahaan umumnya memiliki satu dinding dengan tetangga. Oleh karena itu, aliran udara juga hanya didapat dari muka dan belakang rumah. Untuk mensiasati hal ini, kmai mencoba membuat banyak bukaan, sehingga cahaya dan aliran udara bisa masuk ke dalam rumah.


 Gambar 1 Perspektif Eksterior

 Gambar 2 Interior Ruang Tamu

Gambar 3 Interior Kamar Tidur


Hal yang menjadi tantangan bagi kami adalah merubah sedikit dari denah eksisting, dimana menurut kami denah eksistingnya sendiri cukup rumit, sehingga hanya sedikit cahaya yang bisa masuk. Sementara untuk fasad bisa dilakukan banyak perubahan. Keinginan untuk menambah ruang disiasati dengan menambah lantai bangunan, dikarenakan lahan yang sudah ada tidak mencukupi. Untuk itu diperlukan perkuatan struktur pada beberapa titik bangunan, karena pada awalnya rumah ini didesain untuk satu lantai.
RUMAH BAPAK M. EFFENDI
Jl. Karya Tani, Medan
Jenis Proyek: Desain Arsitektur dan Inetrior


Awal cerita desain ini bermula dari keinginan owner  untuk membuat sebuah rumah tinggal yang murah. Lalu beliau mendatangi kami, dan berkonsultasi. Dari hasil konsultasi tersebut kami mulai dengan meninjau langsung ke lapangan, dan kami menemukan beberapa data yang bisa dijadikan sebagai bahan analisa. Permasalahan yang terdapat di lokasi site yaitu, lokasi tempat site ini berada sering terjadi banjir. Dari hal tersebut kami memutuskan untuk menimbun site sampai 50 cm dari permukaan jalan.


Untuk mensiati keinginan pemilik untuk rumah murah, kami memilihkan beberapa material yang murah, tapi bukan murahan. Kondisi di Indonesia yang memiliki iklim dengan curah hujan yang tinggi juga menjadi pertimbangan kami untuk memilih menggunakan atap miring daripada atap dak beton, sehingga biaya maintenance untuk pemilik juga tidak tinggi.


Untuk mensiasati penggunaan listrik yang besar dari lampu dan ac, kami mencoba dengan membuat bukaan yang cukup banyak dan besar. Hal ini bisa terlihat dari dapur yang kami desain semi terbuka, sehingga hawa dari kompor bisa langsung mengalir keluar, dan pada bagian tersebut kami desain sebuah kolam yang fungsinya juga untuk mengurangi suhu udara yang panas.


 Gambar 1 Perspektif Eksterior

Gambar 2 Perspektif Interior Dapur dan Ruang Makan